MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM POS PELAYANAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI PUSKESMAS SINE KABUPATEN NGAWI
(1) Universitas Diponegoro
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pelaksanaan program Posbindu PTM di Kabupaten Ngawi masih rendah, pada tahun 2018, persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM sebesar 68% tersebar di 217 desa di Kabupaten Ngawi. Puskesmas Sine merupakan salah satu puskesmas yang telah aktif melaksanakan program tersebut di seluruh lingkup desa sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program Posbindu PTM di Puskesmas Sine dengan menggunakan teori George R. Terry sebagai pedoman manajemen pelaksanaan program yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap 5 informan terdiri dari informan utama dan informan triangulasi. Informan adalah tim yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan program Posbindu PTM yaitu pemegang program P2PTM Puskesmas, bidan, perawat penanggung jawab Posbindu sebagai informan utama. Kader Posbindu, serta staff Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program Posbindu PTM sebagai informan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perencanaan tertulis dalam pelaksanaan program guna menciptakan kinerja yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat struktur organisasi dalam tim pelaksanaan program yang dipimpin oleh pemegang program P2PTM di Puskesmas Sine. Pelaksanaan program rutin dilakukan setiap bulan. Keputusan tersebut didapat melalui sosialisasi dan koordinasi dengan perangkat desa yang juga ikut mendukung pelaksanaan program. Kegiatan dalam Posbindu PTM Puskesmas Sine sudah mencakup 5 tahapan layanan berupa registrasi, wawancara sederhana, pengukuran, pemeriksaan dan konseling oleh petugas puskesmas, terdapat beberapa layanan yang kurang berjalan optimal, seperti kegiatan pengukuran analisis lemak, pemeriksaan fungsi paru serta pengukuran indeks masa tubuuh, hal ini disebabkan belum semua kader mampu dan belum mendapatkan pelatihan melakukan pengukuran penghitungan itu. Pengawasan yang direncanakan dalam pelaksanaan program belum berjalan optimal baik dari pihak puskesmas maupun pihak dinas Kesehatan
program Posbindu PTM di Kabupaten Ngawi masih rendah, pada tahun 2018, persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM sebesar 68% tersebar di 217 desa di Kabupaten Ngawi. Puskesmas Sine merupakan salah satu puskesmas yang telah aktif melaksanakan program tersebut di seluruh lingkup desa sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program Posbindu PTM di Puskesmas Sine dengan menggunakan teori George R. Terry sebagai pedoman manajemen pelaksanaan program yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap 5 informan terdiri dari informan utama dan informan triangulasi. Informan adalah tim yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan program Posbindu PTM yaitu pemegang program P2PTM Puskesmas, bidan, perawat penanggung jawab Posbindu sebagai informan utama. Kader Posbindu, serta staff Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program Posbindu PTM sebagai informan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perencanaan tertulis dalam pelaksanaan program guna menciptakan kinerja yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat struktur organisasi dalam tim pelaksanaan program yang dipimpin oleh pemegang program P2PTM di Puskesmas Sine. Pelaksanaan program rutin dilakukan setiap bulan. Keputusan tersebut didapat melalui sosialisasi dan koordinasi dengan perangkat desa yang juga ikut mendukung pelaksanaan program. Kegiatan dalam Posbindu PTM Puskesmas Sine sudah mencakup 5 tahapan layanan berupa registrasi, wawancara sederhana, pengukuran, pemeriksaan dan konseling oleh petugas puskesmas, terdapat beberapa layanan yang kurang berjalan optimal, seperti kegiatan pengukuran analisis lemak, pemeriksaan fungsi paru serta pengukuran indeks masa tubuuh, hal ini disebabkan belum semua kader mampu dan belum mendapatkan pelatihan melakukan pengukuran penghitungan itu.Pengawasan yang direncanakan dalam pelaksanaan program belum berjalan optimal baik dari pihak puskesmas maupun pihak dinas KesehatanFull Text:
PDFArticle Metrics
Abstract viewed : 656 timesPDF files downloaded : 174 times
DOI: https://doi.org/10.31596/jkm.v9i1.806
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Journal Indexed by:
Copyright of JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama. ISSN: 2338-6347 (Print) dan 2580-992X (Online).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 2.0 Generic License. View My Stats